Selasa, 23 Maret 2010

oToT daN saRaF

OTOT

Otot Rangka (Seran Lintang)

Otot rangka adalah salah satu tipe/jenis dari 3 tipe otot penyusun tubuh dengan ciri sebagai berikut : banyak inti, terdapat pada hampir semua bagian tubuh melekat pada tulang, bergaris melintang (mikroskop elektron) diinervasi oleh saraf somatik.

Tiap otot rangka strukturnya terdiri atas badan dan paling sedikit 2 tempat perlekatan/pertautan. Badan otot disusun oleh kumpulan serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas (fasciculi). Tiap berkas tersebut dipisahkan satu sama lain oleh lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium dan kesemua fasikulus tersebut di luarnya dibungkus oleh lapisan jaringan ikat yang tebal disebut epimisium. Jaringan otot bisa ditutup oleh selapis selaput kolagen serta jaringan ikat dan bertautan dengan tulang melalui beberapa cara. Umumnya jaringan otot tersebut dilanjutkan oleh tendon yang selanjutnya bertautan dengan tulang. Namun, bisa juga jaringan otot langsung bertautan dengan tulang atau bergabung dahulu dengan jaringan ikat, akhirnya bertautan dengan tulang. Origo otot adalah tempat pertautan yang tetap/tidak dapat berpindah, sedang insersio adalah tempat pertautan pada atau dekat terjadinya gerakan tulang.


Otot Polos (Otot Licin)

Otot ini mempunyai sebuah inti pada setiap sel otot yang terletak di tengah serta tidak bergaris melintang, terdapat pada dinding organ berlumen, diinervasi oleh sistem saraf otonom, tak terkendali. Beberapa perbedaan pokok lainnya yang telah didapatkan adalah sebagai berikut.

  1. Otot polos berkontraksi dengan lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka dan kebanyakan otot polos bisa berkontraksi dengan spontan atau serentak.

  2. Otot polos tidak mempunyai panjang yang pasti pada waktu istirahat, panjangnya bisa berubah dengan tanpa adanya suatu perubahan tenaga yang diberikan pada otot itu tanpa diregangkan bisa berubah panjangnya.

Dilain pihak, otot polos memberikan respons terhadap peregangan dengan segera berkontraksi. Dalam tubuh otot polos mempertahankan sedikit gaya tegang yang disebut tonus yang menyebabkan keadaan kontraksi yang bertambah lama tanpa diikuti oleh fase relaksasi.


Pertanyaan : Kreteria apa yang Anda pakai untuk dapat membedakan otot rangka dan otot polos?


Otot Jantung (Miokardium)

Otot ini mempunyai sebuah inti, bergaris melintang, dan tidak dapat dikendalikan oleh kemauan karena diinervasi oleh sistem saraf otonom. Dalam banyak hal, otot jantung sangat mirip dengan otot rangka. Serabut ototnya bergabung satu sama lainnya, dan struktur yang demikian ini disebut sinsitium. Oleh karenanya, stimulasi yang diberikan pada otot jantung menyebabkan seluruh serabut otot memberikan respons, yang berbeda halnya pada otot rangka yang hanya serabut otot yang dirangsang saja yang memberikan respons. Serabut otot jantung mempunyai garis-garis melintang seperti kharakteristik otot rangka. Sebenarnya otot jantung tidak merupakan sinsitium yang sejati.

Otot jantung tidak berada di bawah perintah otak, dan meskipun otot jantung itu diinervasi oleh saraf maka otot itu tetap berkontraksi secara teratur bila mengalami denervasi. Kekuatan kontraksi otot jantung ditentukan oleh panjang awal dari sel otot jantung. Panjang awalnya itu dipengaruhi oleh volume darah dalam berbagai bagian jantung sebelum kontraksi mulai. Oleh karenanya, makin banyak darah yang masuk ke dalam jantung, makin besar panjang awalnya dan akan makin kuat kontraksi jantung dengan akibat makin banyak darah yang dipompakan ke luar. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Starling dari jantung.


Hubungan Fungsi Otot dan Saraf

Semua fungsi dalam tubuh organisme diatur secara teliti, dikoordinasikan dengan berbagai fungsi organ lainnya dan diintegrasikan sesuai dengan keinginan seluruh tubuh. Baik sistem saraf maupun endokrin mengontrol berbagai proses dalam tubuh. Jika fungsi organ dalam tubuh diperiksa akan dijumpai berbagai proses pengaturan yang bervariasi. Bila respons yang cepat diperlukan, misalnya stimulasi otot rangka mata, saraf diperlukan karena derajat konduksi yang cepat. Impuls saraf bisa berpindah dengan kecepatan beberapa ratus kali/detik, jadi hanya beberapa milidetik diperlukan sebelum timbulnya efek.




Anatomi Mikroskopis Otot

Sel otot rangka atau disebut serabut otot adalah berinti banyak. Diameter setiap serabut otot berkisar antara 10 – 100 u. Otot dapat meningkat ukurannya sebagai akibat pertumbuhan yang normal atau karena berbagai latihan. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah serabut otot tersebut. Setiap serabut otot/sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang sangat teratur kerjanya disebut miofibril/miofilamen. Miofibril itu letaknya paralel satu sama lain. Miofibril itu menempati sebagaian besar volume sel otot tersebut. Pada miofibril itu terdapat benyak pita gelap dan terang yang merupakan karakteristik dari sel otot seran lintang itu.


Komposisi Kimia Serabut Otot

Perbandingan dan komposisi otot adalah seperti berikut : seluler = 85%, ekstraseluler = 15%, bagian padat (solid) = 25%, air = 75%, protein 80%, lain-lain = 20%, fibriler = 65%, sarkoplasmik = 35%, miosin = 65%, aktin = 20%, lain-lain 15%.

Aktin larut dalam 0,6 N larutan KCl. Aktin itu akan berikatan dengan Ca dalam bentuk Ca aktinat. Aktin dalah protein dengan BM 70.000, dengan myosin (miosin), aktin membentuk aktomiosin. Miosin terdapat dalam otot dalam bentuk magnesiummiosinat, BM-nya kira-kira 450.000.

Otot rangka mengandung air 75%, protein (terutama globulin) 20%, karbohidrat 1%, lemak, enzim, dan berbagai garam anorganik (Na, K, Mg, Ca) 4%. Miofibril mengandung paling sedikit 4 macam globulin yakni : aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin (paramiosin). Berbagai protein tersebut di atas tidak diketemukan dalam jaringan non muskuler.

Protein lain lain yang dijumpai pada otot adalah pigmen respiratoria mioglobin. Fungsinya seperti Hb darah. Kemampuan spesifiknya adalah menerima O2 dari darah, menyimpannya, dan akhirnya melepaskannya untuk dipergunakan dalam metabolisme aerobik otot rangka. Struktur molekulnya berbeda jauh dengan Hb dan mempunyai afinitas mengikat O2 yang lebih besar daripada Hb.


Kontraksi Otot

Secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai respons terhadap adanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai jaringan yang mempunyai iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya stimuli listrik, mekanis, kimiawi, dan mungkin panas yang langsung. Pemendekan yang bisa dilihat pada wakltu kontraksi otot meliputi hanya perubahan mekanis sebagi akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang tidak bisa diketahui. Dalam hal ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal, elektris, dan histologis. Rangsangan adalah perubahan keadaan luar yang dalam organisme misalnya sel otot dapat menimbulkan reaksi yang bersifat spesifik. Berbagai cara memberikan rangsangan sebagai berikut.

  1. Rangsangan mekanis berupa tekanan, tarikan, tusukan, cubitan, dan lain-lain. Reaksi yang terjadi dalam organisme disebut efek. Menurunnya kekuatan rangsangan mekanis jauh lebih besar daripada efek yang ditimbulkannya. Sering rangsangan mekanis begitu besar sehingga jaringan yang dirangsang itu menjadi rusak karenanya.

  2. Rangsangan kimia yang murni sukar diberikan karena sifat zat kimia yang mudah berubah. Supaya didapatkan rangsangan kimia yang murni zat harus dalam larutan, larutan harus isotinik, suhunya sama dengan suhu jaringan yang hendak dirangsang.

  3. Rangsangan kalorik berupa rangsangan panas atau dingin. Saraf perifir umumnya tidak peka terhadap rangsangan kalorik, sehingga karenanya tenaga rangsangan harus kuat sekali; akibatnya jaringan menjadi rusak.

  4. Rangsanagn cahaya. Khusus untuk mata.

  5. Rangsangan listrik.

Cara rangsangan itu banyak dipakai karena mempunyai berbagai kebaikan : a). tiap jaringan peka terhadap listrik.

b). tidak merusak jaringan,

c). kekuatannya dapat diatur,

d). saat rangsangannya dapat ditentukan,

e). lama rangsangannya dapat ditentukan,

f). tempat rangsangannya dapat ditentukan.

Otot rangka bila mengalami inervasi (tidak mendapat ransangan saraf) akan mengalamim paralisis. Juga otot rangka tidak bisa berkontraksi secara otomatis dan spontan.


Bahan diskusi : Otot jantung tidak di bawah kehendak; apa maksudnya dan mengapa demikian?


MEKANISME DAN ENERGI UNTUK KONTRAKSI OTOT


Teori Pergeseran Filamen (Sliding Filament Theory)

Pita gelap disebut pita A atau pita Anisotropik, sedangkan pita terang disebut pita I atau pita Isotropik. Pada tiap pertengahan pita I terdapat garis Z dan karenanya membagi miofibril menjadi urat yang lebih kecil disebut sarkomer. Pada sarkomer yaitu pada pita A terdapat daerah yang kurang tebal/rapat yang disebut zone/daerah H. Dengan memakai elektron mikroskop didapatkan miofibril tersusun dari 2 macam filamen; filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tipis kira-kira 5 um diameternya, sedang filamen tebal kira-kira 10 um. Filamen tebal hanya terdapat pada pita A, sedang filamen tipis terdapat pita I dan sebagian pada pita A. Tidak terdapatnya filamen tipis itu pada bagian pertengahan A menyebabkan terdapatnya daerah H yang kelihatan kurang tebal itu. Kedua filamen itulah yang menyelenggarakan kontraksi otot (sliding filament theory).


Hipotesis Jembatan Penghubung (Cross Bridge)

Menurut sliding filament theory bahwa kontraksi (pemendekan) otot terjadi karena adanya pergeseran fimamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin) yang terdapat dalam sel otot. Pada waktu kontraksi otot, antara garis Z satu dengan lainnya akan mendekat sebagai akibat bergeser mendekatnya ujung filamen tipis. Posisi filamen tebal tetap. Pada kontraksi maksimal, garis Z sangat dekat dengan ujung filamen tebal, dan filamen tipis saling tumpang tindih, mekanisme secara pasti belum diketahui, hanya diajukan hipotesis Cross Bridge, jembatan penghubung antar filamen tebal dan tipis.


Reaksi Aerobik dan Anaerobik

Telah banyak dilakukan penelitian secara ekstensif tentang perubahan kimiawi dan pertukaran tenaga pada otot (otot kodok). Perubahan kimiawi dan pelepasan tenaga terutama yang berhubungan dengan kontraksi otot adalah sebagai berikut ini.

  1. Sumber energi yang segera bisa dipakai untuk kontraksi berasal dari pemecahan Adenosine Triphosphate (ATP).

ATP-ase

ATP ADP + P + energi.


Biasanya dalam otot yang berkontraksi ADP tak dipecah lagi untuk mendapatkan lebih banyak energi, tetapi segera mengalami daur ulang membentuk ATP. Pemecahan ADP (Adenosin Diphosphate) berlangsung sebagai berukut.

Phosphatase

ADP AMP + P + energi


AMP = Adenosine Mono Phosphate

P = Phosphate (Fosfat).

  1. ATP dibentuk dari ADP dengan transfosforilasi kreatinfosfat yang cepat. Fosfokreatin (fosfogen, asam kreatinofosforik) dihidrolisis menjadi keratin dan asam fosfat + energi.

Kreatinekinase

Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP.


  1. Metabolisme karbohidrat menghasilkan piruvat, yang terbentuk selama waktu kontraksi dan relaksasi. Sumbernya berasal dari glikogen dalam otot atau glukose darah, yang diubah menjadi glukose 6 – fosfat dan akhirnya ke dalam asam piruvat dan proses itu menghasilkan 8 molekul ATP untuk tiap unit glukose. Bila tak ada oksigen, piruvat diubah menjadi laktat. Proses lengkap merupakan proses anaerob. Energi dan asam fosfat yang dihasilkan dalam glikolisis itu dipergunakan untuk resintesis fosfokreatin dari keratin dan asam fosfat.

Proses 1 dan 2 di atas adalah anaerob, sedangkan proses 3 bisa aerob (piruvat) atau anaerob (laktat). Oksidasi tidak hanya menghasilkan energi saja, tetapi juga mencegah terjadinya akumulasi asam piruvat atau laktat dalam otot yang dapat menimbulkan kejang (fatique).


Fase Refrakter

Periode ini dapat didefinisikan sebagai interval waktu yang mengikuti stimulus mula dan selama waktu itu stimulus berikutnya tidak bisa menyebabkan respons berupa kontraksi. Kegagalan untuk berkontraksi ini menunjukkan adanya kehilangan kepekaan sel otot, dan itu menunjukkan bahwa aktivitas semua protoplasma dihubungkan dengan iritabilitas selama fase tertentu dari aktivitas tersebut. Bagian awal periode refraktori itu disebut refraktori absolut, artinya selama waktu itu stimulus ke 2 yang kuat tidak bisa menyebabkan respons kontraksi. Pada bagian akhir periode refraktori terdapat periode refraktori relatif, artinya selama waktu itu stimulus kuat bisa menimbulkan respons kontraksi. Misalnya periode refraktori otot kodok sangat pendek kurang-lebih 0,005 detik, sedangkan otot jantung periode refraktorinya relatif panjang.


Pertanyaan : 1. Apakah yang dimaksud dengan sliding filament?

2. Apakah yang dimaksud dengan periode refraktori?


Penggabungan Kontraksi

Rangsangan listrik yang diberikan sekali pada suatu preparat otot menyebabkan otot tersebut berkontraksi dan membuat sebuah single twitch. Apabila diberikan stimulus ke 2 sebelum kontraksi yang pertama itu berakhir, maka kontraksi baru akan timbul di atas kontraksi yang pertama itu. Kekuatan kontraksi otot yang merupakan gabungan (sumasi) kontraksi itu lebih besar daripada kekuatan kontraksi satu single twitch. Peningkatan gelombang kontraksi itu disebut penggabungan kontraksi (summation). Peningkatan kekuatan kontraksi disebabkan oleh makin banyaknya serabut otot yang memberi respons atas perangsangan.

Stimuli yang terus menerus dan jika frekuensinya cukup tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak twitch yang bergabung menjadi suatu kontraksi yang merata dan itu akan berakhir dengan berakhirnya stimuli itu. Makin besar frekuensi stimuli makin hampir lengkap penggabungan semua twitch itu. Kontraksi dengan penggabungan secara lengkap twitch itu disebut tetanus lengkap (complete tetanus), sedang kalau kontraksi itu karena rangsangan yang kurang sehingga penggabungan twitch itu hanya terjadi sebagian maka disebut tetanus tidak lengkap (incomplete tetanus).


Rigor Mortis

Segera sesudah mati, tubuh mengalami rigor mortis yaitu menjadi kaku. Bila hewan mati kontrol sistem saraf pusat tidak ada, otot kehilangan iritabilitasnya (kepekaannya), menjadi pendek, menjadi kaku, suram, dan tidak dapat meregang. Perubahan itu menandakan habisnya ATP dan akumulasi asam laktat. Secara normal ketika otot mengalami rigor mortis, terjadi hilangnya glikogen dan terbentuknya asam laktat. Penyebab rigor mortis belum diketahui dengan pasti. Rigor mortis pada umumnya timbul setelah 10 menit sampai 4 atau 5 jam setelah mati dan hilangnya dalam waktu 1 – 6 hari. Rigor mortis mulai pada otot rahang berlanjut ke leher, lengan, badan, dan kaki. Timbulnya rigor mortis dipengaruhi oleh keadaan mahluk sebelum mati antara lain seperti di bawah ini.

  1. Bila glikogen dihilangkan dari otot dengan baik, rigor mortis hampir terjadi segera sesudah mati. Hal itulah yang menhyebabkan rigor mortis yang tiba-tiba pada mahluk yang mati setelah menderita penyakit yang lama atau karena terlalu lelah.

  2. Panas mempercepat, tetapi dingin memperlambat terjadinya rigor mortis.

  3. Dalam rigor mortis akan terjadi perubahan pada protein otot tetapi sebegitu jauh belum diketahui perbedaan perubahan itu.

Habisnya ATP menyebabkan tidak tersedianya energi untuk pemisahan berbagai filamen setelah terjadi sliding filament pada waktu kontraksi. Dengan demikian otot tersebut akan terus dalam keadaan kontraktur. Rigor mortis akan terus berlanjut sampai terjadi perusakan protein, yang biasanya disebabkan oleh autolisis yang dilakukan oleh berbagai enzim yang dihasilkan oleh lisozim.


Bahan diskusi : Dalam kenyataan sehari-hari banyak diantara orang Indonesia yang mengkonsumsi daging segar langsung dari rumah potong tanpa mengalami proses pelayuan terlebih dahulu. Bagaimana komentar Anda kalau dikaitkan dengan kualitas daging tersebut dan yang mengkonsumsinya?


SARAF


Struktur Saraf

Seluruh sietem saraf (jaringan saraf) disusun oleh sel saraf yang disebut neuron, yang disokong oleh jaringan ikat spesial disebut neoruglea. Neuron itu sangat berbeda dalam bentuknya, tetapi mempunyai gambaran tertentu. Tiap neuron teriri dari berbagi unsur sebagai berikut.

  1. Badan sel (soma) yang mengandung inti. Badan sel saraf terdapatnya terbatas hanya pada bahan kelabu (substansia grisea).

  2. Prosesus yang panjang disebut axon, merupakan bagian penghantar dari saraf.

  3. Penonjolan serabut yang relatif pendek dan bercabang-cabang banyak disebut dendrit (dendron = pohon).

Dendrit jumlahnya dalam sebuah sel bervariasi dari satu sampai beberapa dendrit dan kebanyakan panjangnya 1 mm, axon bisa sampai beberapa meter panjangnya. Saraf terdiri dari ratusan bahkan ribuan axon yang timbul dari neuron yang berbeda. Serabut saraf dipandang mulainya dari titik munculnya axon dari bahan kelabu sistem saraf pusat atau dari ganglion. Axon mempunyai diameter berkisar kurang dari 1 um sampai lebih dari 20 um. Axon yang berdiameter lebih dari 1 um biasanya mempunyai sarung disebut myelin (mielin) atau sarung medularis. Myelin adalah pembungkus yang putih dan silenderis, bervariasi tebalnya pada serabut saraf yang berbeda-beda. Myelin merupakan sarung insulasi, yang tersusun terutama dari lipid dan juga protein. Myelin mengandung sel yang disebut sel Schwann, dan pada setiap 0,4 – 2,5 mm myelin terputus dan membentuk bagian kecil tanpa insulasi yang disebut dengan nodus Ranvier (nod of Ranvier). Di luar pembungkus myelin itu terdapat lagi selubung yang tipis dan halus disebut neurilemma. Badan sel merupakan bagian nutrisi utama dari sel saraf, sering kali dihubungkan dengan terjadinya biosintesis berbagai materi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan mempertahankan fungsi neuron. Badan sel mempunyai sebuah inti besar dan beberapa mitokhondria serta granula lainnya misalnya Nisll granula yang dihubungkan dengan sintesis dan pertukaran energi.

Tergantung pada arah penghantaran impuls saraf yang dilakukannya, maka serabut saraf tepi (perifir) bisa dibagi 2 sebagai di bawah ini.

  1. Serabut saraf afferen (sensoris) yaitu serabut saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor (organ indera) menuju saraf pusat.

  2. Serabut saraf efferent (motoris) yang menghantarkan impuls dengan arah yang berlawanan dengan yang sebelumnya itu, yaitu dari sistem saraf pusat menuju ke efektor misalnya otot glandule dan lain-lain.

Saraf sensoris mempunyai badan sel di luar khorda spinalis, sedang neuron motoris mempunyai badan sel dalam khorda spinalis. Sel saraf dengan penonjolan-penonjolannya itu membentuk perhubungan dengan sel saraf yang lain pada suatu tempat. Bagian tempat dua neuron berhubungan secara fungsional disebut sinapsis. Struktur sinapsis adalah sebagai berikut ini.

    1. Cabang axon membentuk hubungan dengan dendrit.

    2. Cabang axon dengan badan sel.

Ujung axon tidak bergabung dan membentuk hubungan langsung dengan neuron selanjutnya, melainkan terdapat jarak sempai kira-kira 200 Ao lebarnya, yang memisahkan membrana ujung axon dengan membrana dendrit atau neuron. Dengan adanya jarak yang sangat pendek tersebut terjadi penundaan waktu yang relatif lama (0,5 – 0,9 milidetik) antara impuls pada serabut yang satu (presynaptic fibre) dengan timbul atau terjadinya impuls pada postsynaptic fibre. Sebagian waktu tersebut disebabkan oleh proses pengeluaran sejumlah kecil transmiter kimia, yang dihasilkan ujung saraf yang selanjutnya berdifusi sehingga impuls saraf bisa melewati celah tersebut dan tiba pada membrana neuron selanjutnya. Asetilkholin bertindak sebagai zat transmiter (pada motor end-plate), mengakibatkan depolarisasi bagian post- sinaptic dan akasi potensial lain dimulai. Enzim asetilkholin esterase yang terdapat pada hubungan sinapsis itu menguraikan asetilkholin menjadi asam asetat dan kholin untuk mencegah keadaan depolarisasi yang terlalu lama. Pemindahan tersebut hanya bisa terjadi dari axon ke neuron dan tidak bisa berlawanan arah, oleh karena itu sinapsis bertindak sebagai kelep satu arah. Umumnya hanya dalam jumlah yang relatif kecil satu singel axon membentuk sinapsis dengan singel axon yang lain, jadi membentuk sinapsis 1 :1 yang lebih umum adalah sinapsis konvergens dan sinapsis divergens.


Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang neuron, mielin, neurolemma, dan axon?


Penghantaran Impuls Saraf Dalam Axon dan Sinapsis

Impuls saraf bergerak/berpindah dengan cepat pada axon, dengan kecepatan lebih dari 100 m/detik, tetapi ini masih lebih lambat dibandingkan denan kecepatan aliran listrik. Kecepatan penghantaran oleh saraf pada hewan berdarah panas lebih tinggi pada hewan berdarah dingin. Disamping itu juga lebih cepat pada hewan yang bergerak cepat daripada hewan yang bergerak lambat. Hal ini tampak dalam tabel kecepatan konduksi pada saraf motoris pada berbagai hewan sebagai berikut.

Tabel Kecepatan Konduksi Saraf Motoris pada Berbagai Hewan

Nama hewan

Kecepatan pada axon (m/detik).

mamalia

30 – 120

ular

10 – 35

kodok

7 – 30

ikan

50 – 60

udang

3,5

kecoak

1,5 - 6

cumi-cumi

4,3 (pada giant axon = 18 – 35)

cacing tanah

0,6

siput

0,4


Diameter serabut saraf juga penting artinya, kerena semakin besar serabut sarafnya semakin cepat konduksinya. Hal yang ekstrim bisa dijumpai pada binatang yang mempunyai giant axon yang bisa mempunyai diameter lebih dari 1 mm. Contohnya adalah pada cumi-cumi, giant axonnya berjalan sepanjang “tangannya” dan fungsinya untuk mengirimkan dengan cepat impuls berkontraksi ke semua bagian tangannya bila binatang itu ingin bergerak dengan cepat. Kebanyakan saraf mamalia, meskipun serabut sarafnya sangat tipis/halus, akan menghantarkan impuls dengan cepat sampai lebih dari 100 m/detik. Ini disebabkan karena struktur yang istimewa dari axonnya, karena dibungkus oleh pembungkus tipis dari substansi seperti lemak yang disebut myelin. Serabut saraf yang terbungkus myelin menghantarkan impuls yang lebih cepat daripada nonmyelineted nerve fibre (makin tebal myelin makin cepat).


Bahan diskusi : Bagaimana hubungan antara badan sel dan pertumbuhan sel secara keseluruhan serta fungsi neuron bila dikaitkan dengan terjadinya biosintesis bahan/materi yang diperlukan untuk produksi ternak

Nb: HasiL PoStiNgan daRi bLoG oRaNg

tHx bGD tZ bLoG'a.

_aShfY_